No Animal Testing (!)

Kemarin, seorang teman nge-line saya.. dia tanya soal bedak yang baru dia beli. Dia ragu tentang keaslian produknya, yang mana merk keluaran Amerika tapi kok tulisannya made in china. Kemudian saya jawab sepengetahuan saya bahwa merk-merk Amerika dan Eropa memang punya pabrik di Asia. Untuk merk yang dia tanyakan ini yaitu NYX, pabriknya di Taiwan. So, kalau kita lihat di kemasan lipstik, bedak atau kosmetik yang lain biasanya ada keterangan “manufactured in Taiwan”. Setelah itu, sebagai sesama perempuan.. kami pun bertukar cerita soal lipstik favorit. Ketika teman saya cerita, dia menyelipkan brand/ company yang membuat saya spontan banget bilang: —sebut merk aja yah “L’oreal kan animal testing!“. Yang kemudian jadi topik pembicaraan kami malam itu. Animal testing tuh ngapain? Apakah kelinci-nya dibedakin sama dilipstickin?? Bukankah kosmetik itu aman-aman saja dipakai oleh manusia walau diuji cobakan ke hewan? Teman saya menuntut untuk dijelaskan mengenai animal testing sampaaaaaiiiii jelas dan tak menimbulkan pertanyaan lagi. So challenging! Hahaahahahha..

image
The pink bunny ♥♥

Pic taken from here

Awalnya saya hanya suka baca-baca aja di kemasan kosmetik atau toiletries mengenai hal ini. Jujur, nggak ada perasaan ingin tahu lebih dalam bagaimana proses animal testing? Mengapa harus dilakukan? Apa dampaknya kalau tidak dilakukan? Bagaimana kondisi hewan setelah digunakan sebagai tester? Karena ya simple aja, saya berpendapat bahwa memikirkan soal animal testing itu bukan hal yang ada dalam prioritas saya. Saya pakai produk, cocok di kulit cocok di kantong.. selesai, then am gonna use it. Sampai kira-kira awal tahun ini (okay, i know maybe late.. but, better late than never) saya follow somebody on instagram, dia seorang vegan yang berjuang melawan jerawatnya yang bandel parah. Cara pengobatannya bener-bener natural holistic, dia pake oils dan less chemical. Kemudian sampai pada postingan foto tentang brand-brand skincare dan kosmetik yang animal testing. DEG!! Skincare andalan yang hampir jadi mayoritas daily regime saya is on the list! Setelah itu saya surfing cari-cari info tentang hal ini.. kemudian saya menemukan hewan-hewan mengerikan yang sudah selesai digunakan untuk jadi tester pada proses pembuatan produk-produk kecantikan itu :(((((. Saya tidak lampirkan foto-foto hewannya disini, silakan googling sendiri ya.. walaupun saya bukan pecinta binatang, tapi hati saya sungguh pedih rasanya, liatpun gak berani.

Jadi mengapa brand-brand kecantikan –dan household equipment juga, menyertakan binatang dalam proses produksi mereka? Menurut yang saya pahami, mereka perlu menguji coba produk yang mereka ciptakan apakah berefek bagus bahkan berbahaya atau tidak bagi manusia. Sadly, brand-brand besar premium yang ada di pasaran justru kebanyakan adalah pelaku animal testing. Bahkan di kiblat Asian Skincare yaitu Jepang dan Korea, produk yang tidak diujikan ke binatang justru tidak (begitu) laku. Karena mereka lebih mengutamakan kecantikan dan keselamatan manusia. Jadi, apakah dengan tidak mengujikan produk ke hewan berarti produk yang siap jual di pasaran itu tidak bagus dan aman? Tidak juga. Banyak juga brand atau company yang tidak melakukan hal itu. Ada banyak cara yang dilakukan didalam riset dan proses produksi. Salah satunya adalah mengembangkan semacam kulit artificial yang mendekati kulit manusia. Namun, mungkin untuk membuat alat tester seperti itu akan membuat bugdet produksi menjadi melambung. Jadi, penggunaan hewan sebagai tester lebih populer dan jadi pilihan banyak brand/ company. List brand-brand yang do animal testing dan yang tidak bisa dilihat di sini yaa★★. Tapi list tersebut terbatas pada brand-brand Amerika dan Eropa, untuk Asia mungkin bisa di googling sendiri.

Sekarang dalam perspektif agama, karena saya muslim.. saya coba cari tahu apa hukumnya menggunakan produk yang animal testing. Bagaimana hukumnya? Apakah haram, mubah atau bagaimana? Saya menemukan blog anak negeri yang sangat bagus, silakan ke sini kalo mau baca-baca yahh.. banyak info lain mengenai kosmetik (khususnya halal kosmetik) disana. Fakta yang jelas ada lah Islam MENGHARAMKAN untuk menyiksa binatang. Jadi? Dengan segala perlakuan terhadap hewan dalam proses uji coba selama 28 hari yang membuat kelinci matanya rusak (untuk uji coba hypoallergenic eye cream misal), kemudian kulit melepuh, badan membusuk.. dan kemudian dibunuh di akhir tugas mereka selesai. Dapat disimpulkan (at least oleh saya) bahwa itu adalah tindakan penyiksaan. So, haram hukumnya menggunakan produk yang membuat cantik/ nyaman diatas hal yang dilarang agama. Udah macam FPI aja main haram-haramin.. lama-lama bilang kafir, lol. Bcandaaaa..

image
Am sorry, bunny... 😦

Pic taken from: here

Lalu bagaimana dengan produk-produk kecantikan yang sekarang saya pakai? Sebelumnya saya pernah mengulas skincare saya di sini. Sekarang saya sudah pelan-pelan ganti, alasan utamanya karena skincare yang dipakai sekarang memang lebih cocok di kulit saya. Alhamdulillah, point plusnya dia juga tidak melakukan animal testing, ada satu produk sih yang belum cruelty free yaitu facial wash saya. Kebetulan itu dikasih sama temen waktu business trip ke Amerika. Untuk kosmetik juga alhamdulillah.. saya pake yang cruelty free hahahahha. Ada untungnya juga saya pecinta drugstore cosmetics. Terjangkau di kantong, dan insyaAllah no animal testing. Oiya, produk dalam negeri yang sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI juga ada loh.. setau saya Wardah dan Sariayu Martha Tilaar, mungkin yang lain juga sudah dalam proses. Halal kosmetik tidak hanya no animal testing saja, tetapi bahan-bahan baku produknya pun tidak mengandung zat-zat dari babi (sebagai bahan pembuat glycerin untuk pelembab atau bahan tidak halal lainnya).

So, mulai sekarang saya rajin liat-liat logo di balik kemasan produk. Apakah ada logo kelinci dicoret dan bertuliskan no animal testing atau cruelty free, kalo iya.. lanjut beli dan bonus point buat produk dan company-nya hahahaha. Semua yang saya tulis berdasarkan opini saya aja yah. Belum tentu ini adalah benar bagi yang lainnya. Setiap orang kan punya pilihan dan preferensi masing-masing tentang apa yang boleh dan baik digunakan untuk dirinya. So, enjoy aja yaaa bacanya! ♥♥♥

10 thoughts on “No Animal Testing (!)

    1. Akupun ini habis peralihan make the red boxes ke yang lain Q.. alhamdulillah yg baru ini produknya not tested on animal krn yg punya tuh jg tukang koar2 soal cruelty free ini. Tapi masih ada juga kok yg masih, belum soal toiletries.. aku pake dulu sih gak yang tiba2 stop juga, cuma ntar gak repurchase aja. Gpp laaah.. kalopun memang mau stop or ganti bertahap aja hihihihi. *puk puk*

      Like

      1. Aku udah ganti Q, sekarang skincare pake Paula’s Choice.. face wash, toner, serum sama exfoliant (AHA 8%). Nahh.. moisturizer udah gak pake sama sekali, habis serum langsung sunblock (parasol spf33 or acnes UV tint spf30). Kosmetik pake dari Elf, Nyx, Wardah.. semua brand yang aku sebutin diatas gak pake testing testingan sama kelinci lucu hhihii :p

        Like

  1. whoaaa produktiiip sekaliiiii blooger favoritkuuuhh… daaan daaaan.. skin ker kuuu *yg direview-nya average tapi overprice ituuu* juga melakukan animal testiiing.. aaaaaakk..

    yawis pelan2 beraliiih huhuh.. dimulai dari wardah..

    penting banget ini postingaaan.. banyak ilmu

    Like

    1. Saya nggak tau jg sih mbak. Saya ada juga tuh make lip linernya make over. Dia distributornya sama dgn wardah (tp beda company). Harusnya sih kalo udah sampe email kudu dibalas yaaah.. atau coba googling mungkin pernah dibahas sama salah satu beauty blogger mbak 🙂

      Like

  2. Halooo.. Mau nanya dongg. Sunblock parasol beneran no animal testing yah? Soalnya parasol kan terkenal bagus tapi aku ga berani beli soalnya ga tau dia animal cruelty free apa nggak hehe. Kl emang free animal testing langsung deh beli hihi. Thanks before!

    Like

Leave a reply to Neng Mumun Cancel reply